DI BUMI YANG SAMA KITA BERBEDA
Mil, di sudut kota Jogja yang istimewa
Aku diam-diam memujamu
Ribuan jam tersita
Menanti dengan harap cemas kau akan
membalas
Tanpa lelah berharap
Tanpa jeda mencoba apapun yang
sekiranya akan kau suka
Sedikit banyak aku telah berubah
hanya untuk sekedar dilihat olehmu walau sekilas
Ingin diingat olehmu walau sepintas
Memang benar, aku tergila-gila
Hari-hariku sesak dipenuhi rindu
kepadamu yang entah siapa; bukan siapa-siapa
Menjadikan aku orang asing dalam
rindu yang semakin
Liar ilusi berlari menembus batas
logika
Layaknya tak lagi ada cermin tuk
sadarkan raga dengan siapa ia ingin bersanding
Lihatlah walau sekilas pun, bahkan
si rabun tahu siapa si pungguk dan siapa pula si bulan
Terjatuh aku, berulang kali
terjatuh
Dalam tiap tarikan bibirmu yang
menarikku jauh ke barat, tenggelam di sana
Dalam tiap tawamu yang membuai,
menahanku untuk kembali di esok pagi
Kudapati diri berlayar sendiri
Berdiri di pesisir, menanti, pun
aku sendiri
Jika lagi kudapati diri terhenti di
sini, dengan hanya abai dan acuh yang kukantongi
Habislah derita kutelan sendiri
Rugi
Selagi mentari masih giat menyapa
kemudian pamit
Kenapa tidak aku giat pula sampai
aku benar-benar pamit kepada semesta
Meski jika yang kuterima hanya
hampa
Dunia tahu sekuat apa aku telah
berusaha
Lautan pun tahu sejauh apa aku
berlayar sebelum akhirnya karam
Kamu tetap segalaku
Sedang aku masih tak-adamu
Kita berbeda di bumi yang sama
Salam cinta
Aku gadis tanpa sayap yang ingin
bersanding denganmu hidup di udara
0 komentar