DI BUMI YANG SAMA KITA BERBEDA

by - 11:53 pm


Mil, di sudut kota Jogja yang istimewa
Aku diam-diam memujamu

Ribuan jam tersita
Menanti dengan harap cemas kau akan membalas
Tanpa lelah berharap
Tanpa jeda mencoba apapun yang sekiranya akan kau suka
Sedikit banyak aku telah berubah hanya untuk sekedar dilihat olehmu walau sekilas
Ingin diingat olehmu walau sepintas
Memang benar, aku tergila-gila

Hari-hariku sesak dipenuhi rindu kepadamu yang entah siapa; bukan siapa-siapa
Menjadikan aku orang asing dalam rindu yang semakin

Liar ilusi berlari menembus batas logika
Layaknya tak lagi ada cermin tuk sadarkan raga dengan siapa ia ingin bersanding
Lihatlah walau sekilas pun, bahkan si rabun tahu siapa si pungguk dan siapa pula si bulan

Terjatuh aku, berulang kali terjatuh
Dalam tiap tarikan bibirmu yang menarikku jauh ke barat, tenggelam di sana
Dalam tiap tawamu yang membuai, menahanku untuk kembali di esok pagi

Kudapati diri berlayar sendiri
Berdiri di pesisir, menanti, pun aku sendiri
Jika lagi kudapati diri terhenti di sini, dengan hanya abai dan acuh yang kukantongi
Habislah derita kutelan sendiri
Rugi

Selagi mentari masih giat menyapa kemudian pamit
Kenapa tidak aku giat pula sampai aku benar-benar pamit kepada semesta
Meski jika yang kuterima hanya hampa
Dunia tahu sekuat apa aku telah berusaha
Lautan pun tahu sejauh apa aku berlayar sebelum akhirnya karam

Kamu tetap segalaku
Sedang aku masih tak-adamu
Kita berbeda di bumi yang sama

Salam cinta
Aku gadis tanpa sayap yang ingin bersanding denganmu hidup di udara

You May Also Like

0 komentar